SELAMAT DATANG! SEMOGA PERSEMBAHAN KAMI DALAM BLOG INI BERMANFAAT! JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR PADA TULISAN KAMI! TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG!

Monday, April 24, 2017

Beberapa Kesukaran dalam Pendidikan


Pekerjaan mendidik bukanlah pekerjaan yang mudah. Hasil dari pekerjaan mendidik tidak hanya ditentukan oleh kehendak si pendidik sendiri, tetapi jga ditentukan oeh banyak factor lain. Di dalam pendidikan, factor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi dan bahkan turut pula mempengaruhi pertumbuhan anak didik demikian pula anak itu sendiri tidak dapat diabaikan. Di dalam pendidikan terdapat bermacam-macam kesukaran yang disebabkan oleh keadaan atau pembawaan anak itu sendiri maupun oleh lingkungan dan atau oleh si pendidik sendiri.
Adapun beberapa kesukaran yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1.  Keras hati dan keras kepala

Apakah yang dimaksud dengan keras hati dan keras kepala itu ?       
          Keras hati dan keras kepala adalah suatu sifat anak-anak yang sering sangat menyulitkan para orang tua atau pendidik-pendidik lain Kedua sifat itu ada persamaan dan perbedaannya.
           Anak yang keras hati berbuat menurut nafsu dan kemauannya sendiri, bertentangan dengan tindakan orang lain. Ia mengemukakan kemauannya terhadap kemauan si pendidik. Ia berpegangan teguh pada tujuannya sendiri, dan tidak ingin melepaskannya untuk tujuan lain.
          Anak yang keras kepala tidak mau juga mengerjakan apa yang disuruhkan kepadanya, tetapi ia tidak memiliki alasan yang betujuan. Yang ada hanyalah sifat yang pasif, yaitu menolak kemauan orang lain. Umumnya sifat keras hati lebih banyak terdapat pada anak-anak dalam lingkungan keluarga, dan jarang terdapat di sekolah terhadap gurunya. Akan tetapi, di dalam pergaulan diantara anak-anak sesamanya sifat ini banyak terdapat.

a.   Keras Hati

1)  Apakah yang dapat menimbulkan keras hati pada anak? Adapun sebab-sebabnya antara lain adalah :

a)   Karena pembawaan anak
         Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dapati anak yang sedari kecilnya telah menunjukkan sifat keras hati, anak yang demikian kelihatannya nakal dan bandel; segala yang dilarang sama sekali tidak diacuhkannya; dan jika tidak dituruti atau dilarang apa yang menjadi kehendaknya, lekas sekali timbul marahnya yang meluap-luap.
         Tentu saja dalam hali ini perlu sekali, pendidik yang tepat yang sesuai dengan tabiat anak. Pendidik hendaklah dapat bertindak bijaksana; janganlah memerintah dan melarang jika tidak benar-benar perlu.         

b)  Karena keadaan badan yang terganggu 
Tiap-tiap anak, dan barangkali juga tiap-tiap manusia, mempunyai hasrat berbuat sebaliknya dari yang diminta orang lain kepadanya. Hasrat yang demikian ini (keras hati) akan lebih besar jika ia sedang tidak sehat badannya, atau kalau ia kurang tidur umpamanya, atau baru sembuh dari sakit. Demikian pula, anak yang penggugup dan mudah kena perangsang, sifat itu tampak lebih besar lagi.

c)  Karena perkembangan rohani anak
     Ditinjau dari sudut perkembangan anak, sifat keras hati dan juga keras kepala itu dapat kita pandang sebagai suatu hal yang sewajarnya.
     Kebanyakan ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa timbulnya trotz-periode pertama atau masa menentang itu disebabkan anak itu mulai menyadari bahwa dirinya mempunyai kemauan; kemauan anak mulai berkembang. Ia ingin selalu mencoba kemauannya itu, yang biasanya berlawanan dengan kemauan orang dewasa. Dalam hal ini pendidik harus bersikap sabar dan bijaksana. Disamping itu, kita harus memimpin anak itu ke arah jalan yang benar, yang bukan menurutkan  hawa nafsunya saja. Dengan kata lain, hendaklah kemauan yang sedang tumbuh pada anak itu kita pupuk, kita pimpin, dan kita arahkan ke jalan yang semestinya

d)  Karena kesalahan-kesalahan dalam pendidikan      
    Kesalahan yang terdapat dalam pendidikan orang tua terhadap anak-anaknya antara lain ialah memanjakan, pendidikan yang tidak konsekuen, yang setiap waktu berubah-ubah. Kadang-kadang pada suatu saat keras, tetapi pada saat yang lain ia bersikap terlalu lemah dan terlalu manis. Pendidikan yang tidak tegas dan tidak konsekuan akan mengakibatkan kebimbangan pada anak-anak didiknya.


2)   Bagaimana usaha pendidik untuk mengatasi keras hati ini ?
  1. Mempermudah anak-anak berlaku patuh dengan jalan membiasakan anak-anak  hidup secara teratur dan tertib.
  2. Perintah dan larangan hendaklah diberikan dengan lemah lembut dan dapat membesarkan hati mereka jangan sekali-kali dengan keras dan kasar.
  3. Hendaklah pendidik senantiasa ingat akan keadaan jasmani atau rohani anak pada waktu itu.
  4. Janganlah memanjakan anak. Bertindaklah dengan tegas yang konsekuen agar anak-anak tahu apa yang menjadi pegangannya.
  5. Dalam menghadapi anak yang keras hati itu kita harus bersikap tenang dan tegas, jangan kehilangan ketenangan atau tergoyang kseimbangan batin kita; jadi kita harus tetap sabar.
  6. Pada anak-anak kecil kadang-kadang berhasil juga dengan membelokkan perhatiannya ke arah yang lain
  7. Sering dengna usaha”tidak begitu mengacuhkan” dapat berhasil juga. Dan bagaimanapun juga, makin sedikit orang lain yang tahu sifat anak itu, makin baik.
  8. Dengan memberikan hukuman kepada anak yang demikian itu, umumnya tidak berhasil. Bagi anak-anak yang sudah agak besar dapat juga dengan memberikan sedikit kata-kata nasehat yang singkat.
b.    Keras Kepala

 Bilamana dan apa saja yang yang dapat menimbulkan keras kepala itu ?
  1. Karena terlalu dimanjakan. Anak yang dimanja umumnya selalu dituruti apa yang menjadi kehendaknya. Akibatnya anak itu mengalaami kesulitan dan kesukaran dalam permainan maupun dalam pekerjannya sehari-hari.
  2. Dapat juga keras kepala itu disebabkan karena iri hati terhadap adiknya yang baru lahir. Ia merasa kasih sayang orang tuanya yang tadinya dicurahkan kepadanya beralih kepada adiknya.Banyak kehendaknya yang tidak dapat dilayani oleh ibunya. Ia merasa kesal, sering membantah atau tidak menuruti perintah orang tuanya.
  3. Keras kepala yang disebabkan karena pendidik itu sendiri. Umpamanya karena anak itu banyak dicela atau ditertawakan,diejek ataupun dihina. Karena itu orang tua/guru hendaknya jangan mencela atau menertawakan anak.
  4. Tindakan yang keras dan kasar atau tidak menaruh kasih sayang, dapat pula menimbulkan keras kepala.
  5. Perasaan takut dan perasaan harga diri-kurang misalnya, anak yang takut mendapat nilai buruk atau takut ditertawakan tidak mau melakukan perintah gurunya.
  6. Ada kalanya keras kepala itu timbul bila anak tidak dapat memecahkan soal yang sulit-sulit dalam pelajaran di sekolah atau dalam permainannya.
  7. Akhirnya, ada pula keras kepala yang semu (pura-pura) saja, bukan keras kepala yang sebenarnya
         Usaha yang terutama dari pendidik ialah megetahui sebab-sebabnya dengan teliti agar selanjutnya dapat bertindak dengan tepat dan bijaksana, umpamanya ;
  1. Jangan terlalu memanjakan anak atau terlalu banyak memberikan pertolongan. Didiklah anak-anak ke arah dapat berdiri sendiri dengan kemampuan sendiri
  2. Kalau keras kepala itu karena putus asa, gembirakan hati anak itu, jangan dicela atau dihina, tetapi berikanlah kepaercayaan terhadap dirinya, besarkanlah hatinya.
  3. Pendidik hendaknya ingat tabiat anak-anak dan keadannya pada waktu itu, lahir maupun batinnya.
  4. Janganlah memberi tugas atua pekerjaan yang terlalu sukar sehingga tidak dapt terpecahkan oleh anak.
  5. Pada anak yang masih kecil, usaha kita dapat pula berhasil dengan membelokkan perhatian itu ke arah lain, apalagi kalau tanda-tanda keras kepala itu baru mulai nampak.

3.   Anak yang Manja

      Kita dapat memanjakan anak dengan bermacam-macam cara :
  • Meliputi si anak dengan seribu satu macam pemeliharaan dan menyingkirkan segala kesulitan baginya
  • Memenuhi segala kebutuhan si anak. Apa saja yang menjadi kehendak dan keinginan si anak - biarpun akan merugikan atau menganggu kesehetan dan perttumbuhannnya – dituruti saja
  • Membiarkan dan membolehkan si anak berbuat skehendak hatinya;jadi tidak membiasakan dia akan ketertiban, kepatuhan, peraturan, dan kebiasaan-kebiasaan baik lainnya.
Umumnya kita sependapat bahwa kebanyakan anak yang diancam bahaya ‘dimanjakan” ialah :

  1. anak tunggal
  2. anak sulung adiknya belum lahir
  3. anak bungsu
  4. anak yang termanis atu terpandai di antara saudara – saudaranya
  5. anak yang sering sakit
  6. anak yang cacat
  7. sorang anak laki-laki yang saudaranya perempuan semua
  8. seorang anak perempuan yang saudara-saudaranya laki-laki semuanya
  9. anak yang diasuh oleh neneknya
  10. anak angkat

Hal-hal yang menyebabkan pemanjaan itu antara lain adalah :
  1. Karena ketakutan yang berlebih-lebihan akan bahaya yang mungkin mengancam si anak.
  2. Keinginan yang tidak disadari untuk selalu menolong dan memudahkan kehidupan si anak.
  3. Karena orang tua sendiri takut akan kesukaran, segan bersusah-susah,ingin mudah dan enaknya saja.
  4. Karena kebodohan orang tua, dalam hal ini dalam pola pengasuhan anak.

Akibat-akibat buruk memanjakan anak ;
  • Anak akan mempunyai sifat mementingkan dirinya sendiri.
  • Kurang mempunyai rasa tanggung jawab
  • Memanjakan juga dapat mengakibatkan anak menjadi mempunyai perssaan harga diri kurang.
  • Di sekolah, anak yang manja itu selalu berusaha menarik perhatian guru atau teman-temannya.
  • Karena tidak ada kemauan dan inisiatif; di sekolah anak yang manja itu biasanya bersifat pemalas.

Petunjuk-petunjuk singkat yang dapat membantu kita dalam mendidik anak-anak:
  1. Jangan mengindahkan anak yang manja itu lebih daripada anak-anak yang lain. Pendidik harus berusaha agar anak yang manja menginsafi bahwa ia tidak berbeda dengan anak-anak yang lain.
  2. Didiklah mereka itu ke arah percaya kepada kemampuan diri sendiri. Dalam hal ini pendidik jangan memberi pertolongan kepadanya, jika tidak benar perlu.
  3. Besarkan hatinya terhadap hasil-hasil usahanya yang telah dikerjakannya sendiri.
  4. Kembangkan perasaan social anak itu. Biasakan ia bekerja sama, bantu – membantu dengan temannya.
  5. Yang terpenting pula ialah memnginsafkan orang tua bahwa perbuatan mereka memanjakan anak itu adalah keliru dan seharusnya diubah.

4.  Perasaan Takut pada Anak
        
          Perasaan takut adalah sejenis naluri (insting). Perasaan takut terdapat pada semua orang ; baik rang tua maupun uda, dewasa maupn anak-anak, kaya ataupun miskin, semua mempunyai perasaan takut itu.kebanyakan perasaan atkut yang ada pada anak-anak dan oran dewasa disebabkan karena pengaruh lingkungan.

Adapun yang dapat menimbulkan rasa takut pada anak-anak antara lain adalah ;
  1. Sesuatu yang aneh-aneh, yang selama ini belum pernah dikenalnya, misalnya suara kucing atau tikus di atas loteng rumahnya dan sebaginya.
  2. Sesuatu yang telah dikenalnya, bercampur dengna hal yang amsih   asing sekali dan tidak masuk akal mereka.
  3. Jika mereka terpisah dari orang yang mereka sayangi atau yang dikenalnya. Anak menangis jika ditinggalkan sendirian dirumahnya.
  4. Karena ditimbulkan karena pengaruh orang dewasa atau anak-anak yang sudah agak besar.
  5. Kesulitan-kesulitan yang dialami anak itu dalam kehidupan sehari-hari.
Secara ringkas, sebab-sebab terutama yang dapat menimbulkan perasaan takut pada anak-anak dapat kita katakana sebagai berikut ;
  • Tidak tahu apa yang sbenarnya terjadi disekitarnya
  • Kesukaran-kesukaran dalam kehidupan, yang menghilangkan kepercayaan terhadap diri sndiri
  • Berpisah dengan orang yang dicintai dan dikenal
  • Pengaruh-pengaruh salah dari orang lain yang dilakukan dngna sadar atau tidak sadar.
Bagaimana cara mengatai rasa takut pada anak-anak?
  1. Kenalkan anak-anak itu kepada hal - hal yang ditakutinya. Bila anak takut pada sesuatu yang tidak dikenalnya, obatnya ialah mengajar anak itu mengenal liingkungannya lebih baik
  2. Bangkitkan kepercayaan keada diri sendiri pada anak itu
  3. Usahakan agar hubungan pendidik (guru) dan anak didik selalu erat
  4. Pendidik hendaklah bersikap tenang, jangan gugup jika menghadapi sesuatu hal yang membehayakan atau menakutkan.

5.   Dusta anak

        Dalam perkembangan anak sejak keci, kita perhatan bahwa sebenarnya mula-mula anak itu tidak tahu dan tidak pernah berdust. Anak-anak yang berusia 3-4 tahun selalu mengatakan apa saja yang diengar dan dilihatnya dengna sesungguhnya. Ia mengatakan itu apa adanya. Akan tetapi, disbabkan karena pengaruh-pengaruh lingkungan dan kaerna kesalahan-kesalahan dalam pendidkan keluarga, banyak anak yang udah berbuat dusta.

Macam-macam Dusta pada Anak

1.     Dusta Semu

        Dikatakan dusta semu karena mereka belum mengetahui benar tentang buruk dan baik dalam arti susila. Lagipula mereka tidak mempunyai tujuan menipu atau berdusta pada orang lain. Suatu perbuatan dapat dikatakakn dusta yang sebenarnya jika yang melakukan itu :
(1)     menginsyafi benar bahwa ia berdusta
(2)     mempunyai tujuan untuk menipu orang lain
(3)     dengan dustanya itu ia mengharapkan mencapai suatu maksud.

Yang menyebabkan anak kecil itu melakukan dusta semu antara lain :
  1. Pengamatannya yang belum sempurna : Orang tua atau guru janganlah cepat-cepat mempercayai atau menganggap benar seluruh keterangan yang diajukan oleh anak-anak dalam usia semuda itu, apalagi jika keterangna itu bersifat pengaduan mengenai dirinya.Karena daya ingatan anak belum sempurna.
  2. Karena daya ingatan anak belum sempurna
  3. Karena fantasinya yang sangat kuat
Sikap orang tua/guru terhadap duta semu anak ;
  • Tunjukkan kepada anak itu bahwa ia khilaf atau ia hanya berangan-angan saja
  • Bagi guru pnting sekali memimpin anak agar dalam pelajaran mereka dibiasakan mengamati sendiri dengan seksama, teratur dan objektif
  • Pendidik (terutama orang tua) tidak boleh mengatakan ,”Aah…bohong kamu! Saya tidak percaya kepadamu!” kepada anak-anak yang dusta semu, sebab dengan kata-kata tersebut anak-anak akan menjadi kurang kepercayaan terhadap pendidiknya.
2)     Dusta sebenarnya

         Macam-macam dusta yang sering terdapat pada anak-anak dan sebab-sebabnya.

(1)   Dusta karena takut
       Kebanyakan dusta pada anak-anak adalah dusta karena takut.Anak takut dimarahi oleh ayahnya atau gurunya, maka ia berdusta
(2)   Dusta social atau dusta altruistis
     Dusta semacam ini dilakukan oleh anak untuk melindungi orang lain.  Seorang anak melakukan dusta tetrhadap gurunya dengan maksud supaya dengan dusta itu temannya akan terhindar dari hukuman.
(3)   Dusta untuk kepentingan diri sndiri dan dusta egoistis
  Dusta macam ini hendaknya mendapat perhatian yang besar dari para pendididk dalam memberantasnya. Peberian hukuman kepada si pendusta merupakan hal yang sewajarnya pula. Termasuk dusta macam ini terdapat pula dusta karena iri hati atau dengki kepada orang lain.
(4)   Dusta kompensasi
  Dusta kompensasi adalah dusta yang dilakukan anak disebabkan perasaan kurang harga diri. Anak-anak yang menderita perasan kurang harga diri sering menganggap bahwa orang-orang yang disekitarnya memandang rendah terhadap mereka.

Petunjuk-petunjuk umum yanng dapat diberikan dalam memberantas dusta antara lain :

  1. Si pendidik harus memberi contoh yang baik bagi anak-anak didiknya.
  2. Antara pendidik dan anak didiknya hendaklah ada suasana saling mempercayai.
  3. Sehubungan dengan hal (2) diatas, pendidik tidak boleh bertindak terlalu keras terhadap anak didiknya
  4. Si pendidik hendaklah selalu berikhtiar untuk menambah dan memperkokoh keberanian anak dalam menghadapi rintangan-rintangan dan kesulitan dalam kehidupannya.
  5. Pendidik hendaklah berusaha menginsafkan anak-anak bahwa dusta itu ialah perbuatan yang tidak bai, tidak susila dan dilarang oleh agama dan masyarakat.
6.  Agresi dan Frustasi
      
 a.  Agresi
          Agresi (agression) berarti penyerangan,serangan; yakni suatu keinginan menyerang orang lain yang menghalangi tercapainya suatu tujuan. Atau lebih jelas lagi agresi adalah segala perbuatan yang dimaksudkan sebagai serangan terhadap orang lain dan juga bersifat permusuhan.
          Agresi disebabkan oleh hal yang bersifat rohaniah. Dalam  batin kita tersembunyi kekuatan-kekuatan yang mendorong kita ke arah yang tertentu, sedangkan kita sendiri tidak sadar akan kekuatan-kekuatan itu. Bila hasrat batin itu demikian kuat, tetapi terhalang oleh keadaan dan dunia luar, maka timbullah reaksi menyerang terhadap penghalang itu, timbullah agresi Jadi, agresi itu terutama terjadi bila seseorang dalam mencapai tujuannya, dihalang-halangi oleh orang lain.
          Sebab-sebab lain dapat juga disebabkan karena iri hati, kebebasannya sangat dibatasi, perintah dari seeorang yang menjengkelkan, tersinggung perasaan dan kehormatannya, dihina orang lain dan sebagainya.

b.  Frustasi
          Menurut aliran ilmu jiwa modern dikatakan  bahwa di dalam diri manusia itu terdapat dorongan-dorongan batin yang mempengaruhi tingkah laku dan kehidupan manusia.
          Jika hasrat dalam batin kita tak dapat diberi kepuasan, tidak dapat terpenuhi karena suatu rintangan, dan kita merasa sangat kecewa karenanya, maka hal itu kita namakan frustasi. Jadi, frustasi sebenarnya ialah keadaan batin seseorang, ketidakseimbangan dalam jiwa, suatu perasaan ttidak puas karena hasrat atau dorongan yang tidak dapat terpenuhi.
          Demikianlah, kita dapat mengatakan bahwa agresi itu timbul karena adanya frustasi. Tetapi tidak semua frustasi akan menimbulkan agresi pada seseorang.

Rintangan-rintangan yang menimbulkan frustasi
           Woodworth dalam bukunya phychology mengemukakan bahwa rintangan-rintangan yang dapat menimbulkan frustasi itu dapat dibagi menjadi empat golongan besar.
  1. Rintangan-rintangan yang bukan manusia
  2. Rintangan-rintanagn yang disebabkan orang lain :Frustasi yang disebabkan oleh seseorang umumnya lebih menganggu atau lebih terasa daripada yang disebabkan oleh sesuatu yang bukan manusia
  3. Pertentangan antara mtif-motif positif yang terdapat dalam diri orang itu
Comments
0 Comments

No comments:

KOTAK SARAN

Name

Email *

Message *